Mi Celor adalah hidangan mi yang berasal dari kota Palembang, Sumatra Selatan, Indonesia. Mi disajikan dalam campuran kuah santan dan kaldu udang yang kental dan gurih dan disajikan dengan pelengkap seperti telur rebus, tauge, dan kucai.
Ukuran mi yang digunakan lebih besar daripada mi pada umumnya, seperti Mi Aceh atau Udon Jepang.
Mi celor adalah perpaduan dari hidangan Melayu dan Tionghoa. Kata "celor" dalam bahasa Melayu dialek Palembang artinya dicelup-celupkan. Hal ini merujuk ke cara penyajian mi yang dicelupkan ke air panas sebelum dihidangkan.
Mi celor menggunakan mi kuning atau mi telur. Ukuran mi besar dan lebar seperti mi yang digunakan untuk Mi Aceh atau udon. Mi dicelup sebentar ke air panas agar teksturnya lebih lembut lalu disiram kuah kental.
Mi dengan kuah kental ini mirip dengan lo mie dari Tiongkok. Kuah ini dibuat dengan kaldu yang berasal dari udang atau ebi, lalu dicampur dengan santan, susu, tepung terigu, dan bumbu lainnya seperti merica, garam, gula, dan penyedap rasa sehingga warnanya putih kekuningan dan teksturnya kental. Telur rebus, udang, ayam, kucai, dan tauge dapat ditambahkan sebagai pelengkap.
Mi disajikan dalam keadaan panas dan dapat ditambahkan sambal, bawang goreng, dan irisan daun bawang.
Umumnya masyarakat Palembang mengonsumsi mi celor pada pagi hari untuk sarapan. Mi celor dapat dijumpai dengan mudah di kota Palembang, meski masih sulit ditemui di kota besar lainnya.
Salah satu rumah makan terkenal yang menyediakan hidangan mi celor adalah Warung Mie Celor 26 Ilir H. M Syafei Z di Jalan KH. Ahmad Dahlan, Palembang. Konon, Presiden RI ke-5 Megawati Sukarnoputri sangat menyukai mi celor di tempat ini karena mendiang suaminya, Taufiq Kiemas, berasal dari Palembang.
Mi celor mengandung karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral. Hidangan ini dapat menjadi sumber karbohidrat pengganti nasi. Protein didapatkan dari sejumlah pelengkap seperti udang, ayam, dan telur. Vitamin dan mineral didapat dari sayuran pelengkap
Sumber gambar : pinterest
Komentar
Posting Komentar